[Light Novel] Youjo Senki Vol 1 - Prolog Bahasa Indonesia

[Light Novel] Youjo Senki Vol 1 - Prolog Bahasa Indonesia
[Light Novel] Youjo Senki Vol 1 - Prolog Bahasa Indonesia

Home

C.E. 18 Juli 1914, Ibukota Kekaisaran Berlun/Di suatu tempat

Hal yang "itu" rasa pertama adalah cahaya yang menyilaukan. Dikelilingi akan perasaan nyata dari kelembutan dan kehangatan. "Itu" seakan menikmati momen singkat yang damai. Sensasi hangat, namun sedikit dingin ini benar-benar dapat membuat orang lupa diri sendiri. Lupa diri sendiri? Benar, seolah-olah sesuatu telah hilang, tapi apa itu? Apa ada suatu hal yang dilupakan?.

Bahkan sebelum berpikir tentang hal itu, "itu" tiba-tiba mulai gemetar. Setelah momen singkat, pikiran mulai memahami perasaan dingin; dingin yang dapat dengan mudahnya menembus kulit. Sama seperti bayi yang merasakan dingin untuk pertama kalianya. Namun, subjek di dalam pikiran tidak memilki kemewahan untuk mengalaminya secara utuh.

Seperti jika tiba-tiba mengahadapi serangan dari sensasi yang sebelumnya dikenal namun terlupakan, "itu" mulai panik dibawah sesak napas perasaan intens, dan mulai berjuang.

Paru-paru,tubuh, setiap sel dalam tubuh berteriak meminta oksigen, akan rasa sakit yang tak tertahankan. Gagal tetap tenang dan berpikir, satu-satunya hal yang "itu" bisa lakukan adalah berjuang menghadapi kesakitan dengan paksaan. Semua rasa sakit dan penderitaan, seakan mudahnya tertutup dengan kesadaran, dan kemudian, seolah dibebaskan dari keberadaan manusia yang tak pernah menagis untuk waktu yang lama, tubuh mulai menagis secara naluriah.

Dengan kesadaran yang keruh dan perasaan diri kacau, "itu" membuka mata pada langit abu-abu. Sebuah dunia kabur....Tidak, mungkin hanya penglihatan yang kabur? Itu seperti sebuah dunia aneh yang dilihat dari kacamata yang tidak pas. Garis-garis kabur dan warna yang kacau, bahkan "itu" yang tidak merasakan banyak emosi selama bertahun-tahun mulai merasakan kegelisahan itu.

Setelah merasakannya hampir selama 3 tahun, "itu" akhirnya mulai mendapatakan kembali kesadaran dan bentuk, merasakan sebuah kebingungan murni.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang terjadi padaku? "itu" memasuki sebuah kapal yang tidak mampu mempertahankan kesadaran untuk jangka waktu yang lama, dan tetap tidak dapat mengerti informasi ini. Oleh karena itu, "itu" tidak dapat memahami mengapa suara tangisan bayi yang nyaris tak terdengar setiap kali kesadarannya memudar, membuat "itu" merasa sangat malu.

Dengan orang dewasa disinya, bayi biasanya akan menagis. Diberi kesempatan yang adil dan perlindungan yang tepat, dengan hak bayi yang tidak perlu merasa "malu" sama sekali. Oleh karenanya, "itu", dengan indra dan kesadaran yang semuanya campur aduk mulai untuk bersantai, dan membuang rasa malu tidak jelas ini kedalam relung kenangannya.

Setelah itu, meskipun masih merasa bingung, "itu" akhirnya mendapatkan gambaran umum tentang situasi "itu" pada saat ini, namun bahkan kemudian, hanya mendapatkan lebih banyak kebingungan. "Itu" masih jelas mengingat tentang jalur Yamanote, namun, setelah kejuatan mengembalikannya ke kenyataan, "itu" mendapati dirinya berada di dalam sesuatu yang besar, dibangun dengan batu, bangunan bergaya barat dengan biarawati pengasuh menyeka bibirnya. Jika ini adalah rumah sakit, dapat dimengerti untuk menyimpulkan setelah kecelakaan yang terjadi. Itu juga dapat menjelaskan mengapa penglihatannya menjadi kabur karena mengalami cidera.

Namun saat mata dapat melihat dengan jelas lingkungan disekitarnya, semua yang terlihat dalam pandangan dibawah lampu remang-remang adalah biarawati yang mengenakan pakaian kuno. Alasan untuk cahaya remang-remang ... jika tidak salah, disebabkan lampu gas yang jelas berasal dari zaman yang berbeda.

"Ayo, Tanya-chan, aaaahhh~"

Pada saat yang sama, "itu" menemukan sesuatu yang tidak normal; tidak adanya peralatan listrik di dalam ruangan. Dalam masyarakat modern 2013, ruangan "itu" hanya berisi terlalu banyak sampah tua tidak berguna dan kurang peralatan listrik. Apakah orang-orang ini konservatif Mennonite ataukah Amish? Meski begitu ... mengapa? Mengapa aku berada di tempat ini?

"Tanya-chan? Tanya-chaannn?"

Situasi yang tidak dapat dijelaskan. Banyak pertanyaan dan keraguan yang terus menumpuk dan menumpuk.

"Baiklah, turuti dan buka mulutmu, Tanya-chan"

Pertanyan yang perlu dijawab saat ini adalah, "Sebenarnya apa yang terjadi?" Dengan demikian, "itu" mengeser penglihatannya pada sendok yang berada di depannya, tapi meskipun "itu" menyadari keberadaan sendok, dan tidak pernah terpikir sendok itu untuk dirinya. Yang akhrinya berujung pada pertanyaan mengapa orang yang bernama "Tanya" masih belum memakannya.

Namun biarawati yang berada di depan "itu" (yang masih sibuk berpikir) tampaknya telah sampai pada batas kesabarannya. Dengan senyum lembut yang tidak akan menerima jawaban "tidak", ia mendorong sendok ditangannya ke mulut "nya".

"Jangan pilih-pilih sekarang. Datang. Aahhhh ~-"

Itu sendok dengan rebusan sayur, tapi disaat bersamaan dari sendok ini, tanpa diragukan lagi, menyeret "Tanya" kembali ke kenyataan.

Rebusan sayur adalah satu-satunya hal yang mengisi mulutnya. Tetapi orang yang dipaksa untuk memakannya, membuat segala situasi yang tidak dapat dijelaskan semakin membingungkan. Dengan kata lain: itu ... aku. Yang mereka sebut Tanya.

Dan kemudian "itu" berteriak dari lubuk hatinya ~ "Kenapa?"

AD 1971, 14 Agustus, Amerika Serikat

Pada tanggal 14 Agustus 1971, setelah menerima permintaan penyelidikan dari Office of Naval Research (ONR), Kelompok Riset Dr. Philip Zimbardo memulai percobaan tertentu. Experimen direncanakan hanya berjalan selama 2 minggu. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan memperoleh beberapa pengalaman dasar menegenai masalah yang sering dihadapi Marinir ketika dimasukkan kedalam penjara Angkatan Laut.

Para partisipan yang dipilih untuk percobaan ini semuanya adalah mahasiswa yang sehat, baik secara fisik maupun mental.

Namun, hanya dalam dua hari percobaan, mereka telah menghadapi masalah besar dalam tingkat etika. Para siswa yang bertindak sebagai tahanan sudah mulai menderita omelan parah dan penindasan yang diberikan pada mereka dilakukan oleh para siswa yang bertindak sebagai penjaga, dan bahkan mengakibatkan penjaga secara langsung terlibat dalam tindakan kekerasan. Perilaku secara moral dan etika salah itu sering terulang selama durasi percobaan, yang mengarah dipotongnya percobaan hanya menjadi enam hari.

Eksperimen ini kemudian dikenal sebagai "Standford Prison Exsperiment." Meskipun kontroversi meluas dan meneybabkan dilima etika ketika melihat hasil percobaan dari sundut pandang psikologi murni, ironisnya telah menghasilkan banyak konten kaya dan pencerahan. Ketika dikelompokkan bersama-sama dengan yang dailakukan sebelumnya "Milgram Experiment", dua percobaan ini telah mengungkapkan banyak hasil menarik mengenai sifat manusia.

Dalam lingkungan terisolasi orang akan taat pada kekuasaan dan otoritas; dan orang-orang dengan otoritas akan bebas tanpa batas. Setelah menganalisa situasi ini "ketaatan pada otoritas" ini, tampaknya kesimpulan memilki beberapa dampak. Satu hal yang paling mengejutkan adalah bahwa fenomena ini tidak ada hubungannya dengan alasan seseorang, hati nurani, atau kepribadian.

Dengan kata lain, dua percobaan ini jelas menunjukan bahwa manusia akan mentaati lingkungan mereka, akan sejauh apa untuk rela mengabaikan alasan dan hati nurani mereka sendiri. Mengatakannya dalam hal yang lebih ekstrim, siapa saja yang mampu menjadi penjaga tahanan di Auscwhitz.

Dengan demikian, berbicara dari sudut pandang logis, manusia akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan mereka, menyebabkan mereka berprilaku jauh dari sifat-sifat asli mereka sendiri.

Setelah belajar dari segala sesuatu jenis-jenis makhluk manusia sebenarnya selama waktuku berada di universitas, hal pertama yang kurasakan tidak nyaman melainkan lebih kepada penerimaan alami seolah-olah diriku diharapkan menjadi seperti itu.

Selama sekolah dasar, aku kira semua orang mengajarkan bahwa semua manusia sama dibawah wajib belajar negara. Kita semua belajar bahwa semua manusia sama dan tak tergantikan. Namun menilai dari ini, kita juga bisa dengan mudahnya menemukan bahwa beberapa situasi yang tidak setara.

Mengapa siswa yang duduk di depan lebih tinggi dari aku?

Mengapa beberapa siswa di kelas bagus dalam dodgeball, sementara yang lain tidak?

Mengapa siswa di kursi sebelahku tidak dapat menyelesaikan pertanyaan sederhana?

Mengapa siswa yang duduk dibelakang diriku tidak dapat tenang dan mendengarkan guru?

Namun, siswa SD ditempatkan dalam lingkungan "Jadilah anak yang baik". Bahkan jika setiap orang berbeda, masih ada keharusan untuk mengatakan bahwa keberadaan setiap orang adalah suatu kehidupan yang penting. Ketakutan bila mereka tidak mengikuti aturan ini, mereka akan dicap sebagai "Anak Nakal".

Jadi "Anak Baik" bekerja keras agar tidak menjadi "Anak Nakal".

Kemudian ketika mereka mempersiapkan diri untuk ujian Sekolah Menengah, "Anak Baik" mulai membenci "Anak Buruk" dalam hati mereka, menghindari interaksi dengan mereka. Berhsil mendapatkan sekolah menengah yang baik, diikuti dengan masuk SMA dengan tingkat pendaftaran pada Universitas tertinggi, akhirnya masuk dalam Universitas terkenal, mereka berusaha mencari kesempurnaan dibawah aturan dan kondisi saat mencari jalan terpendek menuju kesuksesan.

Untuk terus berakting menjadi "Anak Baik" dalam lingkungan ini, hal ini diperlukan untuk menjaga dalam memenuhi permintaan orang lain dan tidak mengkhianati harapan mereka.

Terus-menerus membaca buku referensi dan buku pelajaran setiap hari, kemudian membandingkan hasilnya dengan siswa lain, mereka seakan-akan telah ditempatkan ditengah sebuah perang, para siswa memperlakukan orang-orang yang bermain game setiap hari sebagai pecundang. Dalam lingkungan ini, dimana hasil adalah segalanya, mereka secara alami akan melihat ke bawah pada para siswa dengan hasil yang buruk. Disisi lain, para siswa bodoh tidak percaya bahwa mereka sendiri pintar. Setelah semuanya, kebanggaan kecil mereka dihancurkan oleh kelompok genius sejak lama.

Sementara para siswa yang masih tenggelam dalam belajar, orang-orang jenius sudah berpartisipasi dalam Fisika Internasional atau Olimpiade Matematika. Untuk belajar dengan siswa-siswa genius yang memperlakukan jawaban benar sebagai bagian alami kehidupan di dalam kelas yang sama, tidak mungkin bersaing dengan hanya kerja keras yang luar biasa. Namun, meskipun mereka melihat ini melalui pandangan yang bias, mereka hanya berhasil belajar sedikit dalam memahami kenyataan.

Orang lain yang mengambil ujian, bahkan jika mereka tidak ingin, juga memahami itu. Bagi mereka yang memilki orang tua dengan pendapatan minimum untuk masuk ke Universitas yang baik dan mendapatkan pekerjaan luar biasa. Sehingga mereka menjadi seperti orang-orang muda lainnya, penuh dengan semangat untuk meningkatkan diri. Mereka takut jatuh di belakang dan gagal, sehingga mereka bergantung pada meja belajar dan menggenggamnya dengan kuat.

Ditempatkan di dunia dimana mereka berjuang untuk aman melewati peperangan ujian ini, setelah memasuki apa yang disebut universitas terkenal, aturan permainan pun berubah. Suka atau tidak, kebanyakan orang diantara kelompok akan menyadari bahwa dunia akan menilai dirimu dengan "Apa yang kamu lakukan" bukan "Hasil yang sangat baik".

Menghadapi aturan yang berubah ini, hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan baru ini yang mampu mengatasinya.

Di satu sisi mematuhi, menyalahgunakan celah dan mengejek aturan, sementara di sisi lain dibatasi dengan aturan.

Pada akhirnya apa yang mereka pelajari adalah bahwa kehadiran aturan tak tergantikan untuk optimalisasi sistem. Terikat kebebasan hanya kehancuran murni; aturan yang tak memiliki kebebasan hanya tirani murni. Oleh sebab itu, meskipun ia benci dibatasi, pada saat yang sama ia khawatir memilki kebebasan tak terbatas.

Ia tidak mampu memahami mengapa orang-orang yang terlambat dalam kelas berpikir, tidak mampu memahami apa norma-norma orang-orang yang mabuk terbaring di samping jalan, tidak mampu memahami isi otak orang Departemen PE yang terus menganjurkan tentang roh.

Relatif, ia gembira karena mampu memberikan penjelasan yang masuk akal dengan menentukan hubungan antara aturan dan kebebasan di pertemuan sekolah Chicago. Sebagai salah satu yang mematuhi aturan, kau akan dapat terus melanjutkan di jalur yang benar. Sementara bertindak seperti seorang mahasiswa yang rajin tapi menyembunyikan dirinya seorang Otaku. Menurut pendapatnya, ini adalah apa artinya menjadi bebas dari pembatasan aturan.

Teman-teman yang memilki interaksi yang menyenangkan dengannya, selain teman-teman SMA-nya, juga orang-orang ditemuinya di Universitas yang memiliki minat yang sama. Membangun hubangan dan kemampuan dengan orang lain, pada saat yang sama menghabiskan beberapa waktu luang mereka sebelum terjun ke dalam masyarakat. Tentu saja terdapat kebutuhan untuk berinventasi dengan tekun dalam mengasah keterampilanmu, belajar dengan penuh semangat sampai kau mencapai standar yang memadai dari bahasa dan etika. Setelah itu bersama dengan teori signaling, ia akan segera dipuji menjadi seorang mahasiswa yang baik.

Hanya saja permintaan jenis-jenis orang, anehnya bukan untuk kemampuan mereka, tapi lebih menekankan apa yang ada di resume mereka. Ku kira bagi mereka yang mendapatkan hasil baik pada ujian masuk, lulus dari sekolah terkenal, ditambah akrab dengan pewawancara, menjadikan mereka kadidat terbaik yang tersedia untuk direkrut. Berdasarkan alasan ini, gelombang pengangguran untuk lulusan universitas juga tidak bisa benar-benar dihitung sebagai hambatan.

Setelah semua titik awal yang berbeda. Jika kau ingin pergi melihat fakta-fakta yang ada, ini merupakan perlombaan yang cacat. Mengunjungi para senior di sebuah perusahaan sebelum wawancara merupakan suatu keharusan. Dan tidak hanya itu, kau masih perlu mengundang perekrut HR untuk minum dan mengobrol.

Bahkan tidak menyebut senior dari SMA, atau senior di Universitas yang sekarang bertugas mempekerjakan orang. Mreka hanya aakan langsung memberikan nasehat "Departemen HR perusahan itu hanya mencari telenta, akan lebih baik menggunakan ini selama wawancara". Dengan jenis peluang yang ada, bahkan jika kau hanya pada tingkat rata-rata, kau tidak akan memilki masalah dalam mencari pekerjaan. Selama tidak memilih-milih pekerjaan, kau akan bisa mendapatkan gaji yang layak. Menjadi bagian dari komunitas masyarakat, patuh melaksanakan perintah dan hanya memastikan bagian pekerjaan sendiri selesai. Kemudian tanpa sadar, kemudian memangil diri sendiri dari "Boku" telah berubah menjadi "Watashi".

Etika kerja? Penampilan? Kreatifitas? Selama masih ada gaji yang tepat untuk semua beban kerja, anggota masayarakat yang berguna tidak akan pernah mempertanyakan tentang isi dari pekerjaan. Dan bagi perusahaan, mereka akan membayar telenta-talenta terbaik yang melakukan tugas yang diberikan pada mereka pada tingkat memuaskan. Mengikuti dan menaati teori bisnis tanpa keraguan sama sekali, menempatkan keuntungan sebagai prioritas. Membiasakan gaya hidup pesuruh perusahaan ini, sebenarnya tidak terlalu sulit.

Tak berprasaan? Cyborg? Berdarah dingin? Tidak manusiawi? Kau hanya akan mengkhawatirkan hal-hal ini di awal. Sangat sulit untuk memahami teriakan menyedihkan seperti itu, dan aku merasa takut pada orang-orang yang dalam keadaan gila ini, diambang menggunakan kekerasan. Tapi aku sudah terbiasa denga hal itu, sama seperti ketika aku bersekolah.

Manusia adalah makhluk hidup yang beradaptasi. Yang disebut lingkungan beradaptasi, bertindak sesuai dengan peran yang diberikan padamu, jika kau seorang penjaga lakukan peran seorang penjaga dengan baik, dan jika kau seorang tahanan lakukan peran seorang tahanan dengan baik. Dia hanya perlu seperti itu, beralih antara dunia kerja dan minat, menjalani kehidupan dengan damai. Tentu saja, melakukan pekerjaan dengan cara yang paling efisien, sehingga dapat mencegah waktu luangnya terbuang sia-sia. Akhirnya membuat dirinya mematuhui segala urusan bisnis sebaik mungkin untuk menghindari kegagalan dalam pekerjaannya.

Karena ini, ia berhasil memenuhi gaji orang tuanya di usia tiga puluh tahun, dan sedang dalam perjalanan menuju sukses. Setelah itu, karena komitmennya dan kesetiannya terhadap atasan, dia dipromosikan dengan lancar dalam departemen dan terakhir diberi posisi kepala bagian sebagai batu loncatannya.

Oh benar, aku masih memilki pekerjaan penting. Tidak masalah seberapa besar kesalapahaman ini, aku tidak mempunyai alasan untuk membiarkan suster ini menyuapi sendok rebusan ke dalam mulut ku. Dan dia juga memanggilku Tanya-chan, sungguh menjengkelkan. Diriku memenuhi syarat untuk dipanggil gentleman hanya dengan marah pada saat ini.

Tepat ketika aku mulai gelisah dan siap untuk bangkit memprotes, "Mengapa kau terus memanggilku ..."-

Rasa sakit kuat terasa di otakku membuat diriku mengingat kenangan yang tidak menyenangkan secara tiba-tiba.

22 Februari 2013, Jepang/Tokyo

"Kenapa, Kenapa aku!"

Mengapa? Tentu saja kerena "nilai" mu terlalu rendah, sebagai tambahan, kau telah melewatkan banyak pekerjaan. Terakhir, laporan yang diajukan ke atasan, sepertinya kau telah terbebani banyak pinjaman berat dengan jumlah yang tidak diketahui. Dan kau juga menolak terapi yang telah disarankan oleh perusahaan. Kesimpulannya, kau jelas kewajiban bagi perusahaan. Akan menjadi sangat buruk bila terjadi sesuatu dan menyebabkan citra perusahan jelek di mata publik. ["Jadi apa perusahaan masih punya alasan untuk mempertahankanmu?"]. Aku benar-benar ingin menjawabnya. Tapi hal tersebut bertentangan dengan peraturan, jadi aku hanya bisa menguburnya jauh di dalam hati dan menjawab dengan hati-hati.

"Kau telah gagal untuk memenuhi PIP dua kali berturut-turut. Memahami hal ini, berdasarkan peraturan perusahaan, kami telah mengirim anda untuk mengikuti kursus pelatihan dan mencapai PIP namun Anda menolaknya. Dan Anda melewatkan pekerjaan sesekali tanpa alasan."


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »